Warga Tionghoa Jadi Khalifah, Ikuti Sidang Munaqasyah TNAJ ke-35

Simalungun, tnaj.or.id – Suasana ruang sidang Munaqasyah Syekh Muda dan Syarifah ke-35 Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah (TNAJ) di Yayasan Pondok Pesantren Buya DR Syekh Salman Daim, Bandar Tinggi, Simalungun, Sumatera Utara, terasa penuh khidmat pada malam terakhir sidang, Senin (13/10/2025).

Di antara deretan peserta berserban putih dan bersetelan hitam, tampak seorang pria keturunan warga Tionghoa mengenakan jas rapi duduk dengan penuh ketenangan sambil memegang mikrofon. Dia adalah Tuan KH Syaifullah (Willy), seorang mualaf asal Medan yang kini telah menjadi Khalifah TNAJ.

Lahir di Medan pada 2 Maret 1983, Willy memeluk Islam pada tahun 2023. Dia langsung berbaiat ke dalam Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah melalui Khalifah Ansori. Perjalanan spiritualnya dimulai dari rasa penasaran sederhana karena ingin mengenal siapa sesungguhnya pemilik rezeki.

Khalifah Syaifullah saat mengikuti sidang munaqasyah

“Saya seorang pebisnis, sering berputar dalam untung rugi. Tapi saya selalu bertanya, siapa sebenarnya yang memberi rezeki,” tutur Willy dengan mata berkaca-kaca saat menjawab pertanyaan tim penguji malam itu yakni SM. Sulaiman, M.Pd, SM Shohibul Rohman dan SM Nurzaman, M.Si

Pertemuan tak terduga dengan seorang jemaah TNAJ, SM Aminullah Fansuri, di sebuah rumah makan menjadi awal perjalanannya mengenal Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah lebih dekat.

Dari pertemanan itu, Willy sering diajak berdiskusi, mendengar majelis mujakarah, hingga akhirnya timbul keinginan mendalam untuk mengikuti jalan suluk.

“Pola rezeki memotivasi saya mengenal siapa sebenarnya pemilik rezeki. Dari situlah saya sadar, segala sesuatu terjadi karena adanya Allah,” ungkapnya.

Willy resmi berbaiat pada 7 Agustus 2023, kemudian mengikuti suluk di Rumah Ibadah Suluk Darus Shofa Li Ahli Taqwa Marendal Medan. Setelah melewati perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi,S.Ag, M.Hum, dia diangkat menjadi Khalifah pada 5 Januari 2024. Kini, dia rutin mengikuti suluk dan telah mencapai makom Baqobillah, hingga akhirnya menjadi peserta Sidang Munaqasyah ke-35.

“Yang semua orang rasakan setelah suluk adalah ketenangan. Hati menjadi tenang, kesadaran semakin tajam, dan saya belajar mengenal Allah serta berbuat kebajikan,” ucapnya lembut.

Willy menegaskan pentingnya bimbingan guru Mursyid dalam perjalanan mengenal Allah. “Untuk mengenal Allah harus belajar di bawah bimbingan guru yang mursyid, menaati perintahnya, dan mengikuti ajarannya syariat, thariqat, hakikat, maupun makrifat,” katanya.

Di akhir perbincangan, dia berpesan kepada umat Islam agar tidak berhenti mencari dan mengenal Allah. “Kenalilah Allah melalui asmaNya, sifatNya, perbuatanNya, dan zatNya. Semua itu hanya bisa didapat dari guru yang mursyid melalui jalan suluk,” tuturnya penuh makna.

Kisah Tuan Khalifah Syaifullah (Willy) menjadi cerminan bahwa hidayah Allah bisa datang kepada siapa saja. Dari seorang pengusaha Tionghoa, menjadi mualaf, berbaiat, kemudian menjadi seorang Khalifah dan berdakwah membawa keluarganya ikut berguru kepada Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah, Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi, S.Ag, M.Hum.

2 thoughts on “Warga Tionghoa Jadi Khalifah, Ikuti Sidang Munaqasyah TNAJ ke-35”

  1. Dr.KH.Syafaruddin Salami 14 October 2025

    Tabarakallah, semoga menjadi inspirasi spiritual bagi umat beragama dalam mencari kebenaran yang hakiki menuju ridha Sang Maha Kuasa.

  2. KH.Abdul Majid(Dzaki Razaan Syaifullah) 14 October 2025

    Tabarakallah, semoga menjadi inspirasi spiritual bagi umat beragama dalam mencari kebenaran yang hakiki menuju ridha Sang Maha Kuasa.

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pondok Pesantren Darusshofa

AYO MONDOK
PENERIMAAN SANTRI BARU

IBS Marjanul Qalbi

AYO MONDOK
PENERIMAAN SANTRI BARU