Kisah Dosen UNP Menjadi Peserta Sidang Munaqasyah TNAJ Bersama Sang Ayah

Simalungun, tnaj.or.id – Hari itu, Ahad, 12 Oktober 2025, ruang Sidang Munaqasyah Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah ke-35 dipenuhi suasana haru. Di hadapan tiga penguji, Prof. Dr. SM Dwi Suryanto, M.Sc, Dr. SM Purwanto, S.Si, M.Pd, dan SM Ruslan Syu’aib, M.Pd serta moderator Teguh Abdillah, S.Pd, duduk berdampingan dua sosok istimewa, seorang ayah dan anak, keduanya menempuh ujian sidang munaqasyah bersama.

Mereka adalah Dr. Zahriyah Simargolang, M.A., dosen Universitas Negeri Padang (UNP), dan sang ayah Drs. Idris Margolang, yang kini bergelar Khalifah Adnan Shufi. Keduanya menjadi peserta sidang munaqasyah setelah menuntaskan 16 tingkatan kaji dari Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Al-Kholidiyah Jalaliyah, Buya Dr. Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi, S.Ag., M.Hum.

Dalam kehidupan dunia, mereka dikenal sebagai keluarga berpendidikan tinggi. Sang anak menyandang gelar doktor dan menjadi pendidik di perguruan tinggi ternama. Sang ayah adalah lulusan sarjana dengan pengalaman luas di masyarakat. Namun di hadapan guru mursyid, keduanya sama-sama menundukkan hati, menanggalkan kebesaran duniawi demi mencari ridho Allah SWT.

“Ilmu tertinggi bukan tentang banyaknya bacaan, tetapi tentang beningnya hati dalam mengenal Tuhan,” ungkap Dr. Zahriyah setelah menjalani sidang.

Ucapan itu menjadi cermin perjalanan panjang yang mengajarkan bahwa kecerdasan sejati bukan pada otak, tetapi pada hati yang bersih dan tunduk.

Drs. Idris Margolang tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi bagian dari jamaah Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah. Dia melangkah menempuh suluk karena ajakan sang anak. Awalnya, perjalanan itu terasa berat. “Sempat lelah, hampir berhenti,” tuturnya kepada panitia.

Drs. Idris Margolang (Khalifah Adnan Sufi) saat mengikuti sidang munaqasyah.

Namun, kasih Allah meneguhkan hatinya. Langkah yang semula ragu kini berubah menjadi tekad yang teguh, hingga akhirnya beliau menuntaskan seluruh kaji dengan penuh keikhlasan.

Dari perjalanan itu, lahirlah kesadaran bahwa setiap langkah menuju Allah tidak pernah sia-sia. Dalam keletihan, Allah menitipkan kekuatan. Dalam kebimbangan, Allah menghadirkan keyakinan.

Sementara itu, sang anak meski lebih dahulu bersuluk dan berilmu tinggi justru tertunda menyelesaikan pendidikannya dalam tarekat karena kesibukan duniawi dan tanggung jawab akademik. Namun penundaan itu ternyata menjadi rahmat tersembunyi, Allah mempertemukannya kembali di sidang munaqasyah bersama sang ayah tercinta.

Momen itu menjadi tanda kasih Ilahi bahwa setiap penundaan bisa menjadi cara Allah mempersatukan kembali dalam waktu terbaik.

Kisah ayah dan anak ini menggambarkan makna sejati dari ilmu dan adab dalam ajaran Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah. Bahwa setinggi apa pun pendidikan seseorang, tanpa bimbingan mursyid dan ketundukan hati, ilmu akan kehilangan cahaya.

Peserta Sidang Munaqasyah bersama tim penguji di Aula Ponpes Yayasan DR Syekh Salman Daim Bandar Tinggi, Simalungun

Dalam jalan ruhani, mereka sama-sama belajar bahwa ilmu tanpa adab hanyalah kebanggaan kosong. Tetapi ketika ilmu dan adab berpadu dalam ketundukan kepada mursyid, maka lahirlah kebijaksanaan yang menuntun kepada Allah.

Kini, ayah dan anak itu bersiap untuk diwisuda bersama. Mereka akan mengenakan toga bukan hanya simbol akademik, tapi tanda kelulusan pendidikan ruhani.

Setelah wisuda, Khalifah Adnan Shufi akan bergelar Syekh Muda (SM), dan Dr. Zahriyah akan bergelar Syarifah (Sy). Sebuah perjalanan panjang menuju makom Baqobillah, makna puncak dari penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Kisah mereka menjadi cermin kesadaran umat, bahwa ilmu sejati tidak diukur dari gelar, jabatan, atau usia. Melainkan dari seberapa dalam hati seseorang mampu tunduk, bersih dari kesombongan, dan siap dibimbing oleh mursyid menuju Allah.

One thought on “Kisah Dosen UNP Menjadi Peserta Sidang Munaqasyah TNAJ Bersama Sang Ayah”

  1. Dr.KH.Syafaruddin Salami 12 October 2025

    Alhamdulillah, MasyaAllah…
    Semoga hal ini menjadi inspirasi bagi masyarakat, khususnya bagi para tenaga pendidik — baik guru maupun dosen — di manapun berada.

Add a Comment

Your email address will not be published.

Pondok Pesantren Darusshofa

AYO MONDOK
PENERIMAAN SANTRI BARU

IBS Marjanul Qalbi

AYO MONDOK
PENERIMAAN SANTRI BARU