Khutbah Idul Fitri RIS Darus Shofa Kandis Oleh Tuan Guru Dr SM Munawar Kholil

Kandis, tnaj.or.id – Rumah Ibadah Suluk (RIS) Darus Shofa Kandis, di Kabupaten Siak menjadi pusat pelaksanaan Shalat Idul Fitri bagi jemaah Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah (TNAJ) di Provinsi Riau, yang dilaksanakan, Senin (31/3/2025).
Dalam kesempatan ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Majelis Mursyidin TNAJ Tuan Guru Dr SM Munawar Kholil Alkholidi, M.Pd selaku Khotib shalat Idul Fitri 1446 H dengan tema “Kembali Kepada Fitrah Sejati,”.
Dalam uraian khutbah beliau mengajak kepada seluruh jamaah agar kembali kepada fitrah manusia yang memiliki dua fungsi yaitu jasmani dan rohani. Ibadah puasa yang dilakukan dapat membentuk karakter keimanan seseorang yang memiliki fungsi sebagai insan yang beriman dan bertaqwa. Oleh karena itu idul Fitri memiliki makna kembali ke awal penciptaan dan kembali ke pencipta.
Pertama, Idul Fitri sebagai proses ke awal penciptaan. Dalam pandangan tasawuf, hakikat manusia dibagi menjadi dua bangunan utama yaitu jasmani dan bangunan rohani. Bangunan jasmani manusia diciptakan oleh Allah melalui 7 proses kejadian sebagaimana disebutkan dalam QS al Mukminun 12-14, yaitu :
Sari pati tanah, nutfah, segumpal darah, segumpal daging, pembungkusan tulang belulang dengan daging dan peniupan ruh ke dalam janin.
Kedua, Idul Fitri sebagai proses kembali ke Pencipta. Setelah seorang bayi dalam kandungan telah cukup bulannya, yaitu selama kurang lebih sembilan bulan berada dalam kandungan maka ia secara otomatis akan dilahirkan ke alam dunia ini oleh ibunya, inilah yang disebut dengan hari kelahiran seorang bayi. Setelah bayi lahir ke dunia sampai berusia lima tahun ia masih dikategorikan seorang manusia yang masih “suci” karena pengaruh-pengaruh hawa nafsunya belumlah berdampak negative terhadap kesucian rohaninya.Tetapi ketika seorang manusia memasuki usia akil baligh sampai ia dewasa dan lanjut usia, maka mulailah lingkungan duniawi dan hawa nafsunya mempengaruhi kebersihan rohaninya.
Jadi kesimpulannya, kata Tuan Guru Dr SM Munawar Kholil, bahwa bila kita ingin kembali kepada sang pencipta, maka kita hendaknya dunia, menyapih segala kebiasaan jiwa, senantiasa berzikir dan bertafakur, menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya secara istiqomah di bawah bimbingan seorang guru ruhaniah atas dasar petunjuk Allah SWT.
مَن يَهۡدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلۡمُهۡتَدِۖ وَمَن يُضۡلِلۡ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيّٗا مُّرۡشِد
Usai pelaksanaan shalat idul fitri, para jemaah bersalaman memohon doa dan restu Tuan Guru TNAJ SM Anwar Sazali Alkholidi, M.Pd dan Tuan Guru SM Zainuddin Alkholidi, SH, MH serta Tuan Guru Dr SM Munawar Kholil Alkholidi, M.Pd.I dilanjutkan makan bersama. (SM Sulaiman)