Buya Syekh Muhammad Nur Ali Bangun Sejarah Baru di Barus

Sumut, tnaj.or.id – Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi, S.Ag, M.Hum silsilah ke 36 Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah (TNAJ) membangun sejarah baru di Barus. Di pusat sejarah peradaban Islam Nusantara.
Beliau membangun Rumah Ibadah Suluk di kawasan Titik Nol masuknya Islam di Indonesia, yakni di Barus Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang dahulunya merupakan kota Emporium dan pusat peradaban. Pelayar-pelayar terkenal seperti Marcopollo pernah mendarat di kota ini. Pedagang-pedagang dari Persia dan bahkan dari seluruh penjuru Dunia juga berdatangan ke kota ini dimasa-masa kejayaannya.
Kejayaan Barus tampaknya akan muncul kembali setelah Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Joko Widodo meresmikan monumen Tugu Titik Nol Islam Nusantara pada tahun 2017, kemudian Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi membangun Rumah Ibadah Suluk yang diberi nama Darul Muhibbin.
Darul Muhibbin akan menjadi Rumah Ibadah Suluk terbesar di Indonesia dan Mancanegara. Dibangun dengan model yang tidak biasa dalam sejarah pengembangan dakwah Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah.
Darul Muhibbin berdiri di Desa Sitiris Tiris, Kecamatan Andam Dewi, ini bakal dijadikan Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi sebagai pusat penguatan umat Islam sebagaimana sejarah Barus sebagai gerbang pertama masuknya Islam ke Nusantara.
“Untuk inilah Buya membangun rumah Ibadah Suluk Darul Muhibbin yang akan dijadikan tempat sarana diklat rohaniah terbesar se Indonesia bahkan mancanegara. Bisa menampung ratusan bahkan ribuan jemaah yang ingin melakukan dauroh rohaniah atau perbaikan rohaniah,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Majelis Mursyidin TNAJ, Syekh Muda Nur Dzikri, M.Ap.
Beliau menjelaskan bahwa pembangunan Rumah Ibadah Suluk Darul Muhibbin dijalankan Pengurus Majelis Mursyidin sebagai pelaksana amanah dan konsep dari Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi dalam rangka pengembangan dakwah Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah.
Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi juga ingin membangkitkan kembali peradaban Islam di Barus melalui wisata religi dengan menonjolkan bimbingan rohaniah dan penguatan umat Islam serta memperkenalkan keindahan wisata alam dengan pantainya dan pulau pulau yang estetik.
Pendirian Rumah Ibadah Suluk Darul Muhibbin ini juga untuk mengingatkan dan memperkenalkan kembali sejarah kejayaan Islam seperti situs cagar budaya Papan Tinggi, yakni makam Syekh Mahmud. Beliau merupakan ulama dari Yaman yang berlayar ke Barus untuk berdakwah menyebarkan agama Islam serta berdagang kapur barus.
Kemudian situs cagar budaya Makam Mahligai yang di dalamnya terdapat makam para ulama penyebaran ajaran agama Islam seperti makam Tuan Syekh Abdul Khatib Siddiq, Syekh Rukunuddin, Syekh Ushuluddin, Syekh Zainal Abidin Ilyas, Syekh Ilyas, Syekh Imam Khotib Mu’azzamsyah Biktiba’i, Syekh Syamsuddin, Tuanku Ambar, Tuan Kepala Ujung, Tuan Sirampak, Tuan Tembang, Tuanku Kayu Manang dan Tuanku Makdum serta para aulia lainnya.
Dengan adanya pembangunan Rumah Ibadah Suluk Darul Muhibbin ini, Buya Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi berharap dapat mengembalikan kejayaan Islam di Barus, sekaligus menjadikan Barus sebagai pusat pelatihan spritual dan kerohanian terbesar di Nusantara dan Mancanegara.
Selain itu, Buya Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi juga berharap dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk menyiapkan dan menampilkan produk kearifan lokal yang dihasilkan dari kerajinan masyarakat khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Harapan kita kepada semua pihak baik Pemerintah Pusat sampai kepada pemerintahan desa dan seluruh stakeholder dapat bekerjasama memberikan perhatian pada program mulia ini,” ucap SM Nur Dzikri. (SM Salamuddin Silaen)
Insyaallah berjalan dengan baik Amin