Bincang Sore Bersama KH. Lukman Hakim, MA., Ph.D: Mengupas Sufisme dan Ekonomi Umat

Indrapura, 29 Oktober 2024. Dalam suasana hangat dan penuh makna, bincang sore bersama KH. Lukman Hakim, MA., Ph.D, Mudhir Ma’had Aly Darul Muhibbin Bogor. Acara ini menarik perhatian karena berbeda dari biasanya. Dikenal sebagai ahli tasawuf nasional dan internasional, pembahasan kali ini bukan sekadar membahas tasawuf dan thariqoh, melainkan tentang pengembangan ekonomi umat.

Baca juga: Haul Allahuyarham Buya DR. Salman Daim Al-Khalidi Ke VI

Sufisme dan Relevansi Ekonomi di Era Modern

Dalam diskusi santai sambil menikmati secangkir kopi, KH. Lukman Hakim menyampaikan pandangan menarik bahwa praktik sufi sejatinya tidak hanya terbatas pada ibadah zuhud atau zikir dalam pengertian ritual belaka. Di era modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi, beliau menekankan bahwa tasawuf harus diterjemahkan secara kontekstual untuk tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini.

Sufi berbicara tentang tasawuf mungkin biasa, tetapi bicara ekonomi barangkali masih langka. Dalam praktiknya, seorang sufi tidak hanya mengasingkan diri dari dunia, tetapi juga terlibat aktif dalam gerakan kultural seperti pertanian, koperasi, atau pelestarian lingkungan hidup,” ungkap KH. Lukman Hakim.

Sufisme dan Sufinomics

Diskusi ini membuka perspektif baru tentang Sufinomics, sebuah pendekatan yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual sufisme ke dalam pengembangan ekonomi umat. KH. Lukman Hakim menjelaskan bahwa tasawuf modern tidak hanya mempersiapkan individu untuk mencapai ketenangan spiritual, tetapi juga memiliki dampak sosial yang nyata. Beliau mencontohkan banyak tokoh tasawuf yang telah melakukan gerakan konkret di bidang ekonomi, pertanian, dan pengelolaan sumber daya alam demi kemaslahatan umat.

Sufisme harus menjadi solusi bagi masyarakat modern, terutama dalam menjawab tantangan ekonomi. Dengan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kerja sama, tasawuf dapat mendorong pembangunan ekonomi berbasis masyarakat,” tambah beliau.

Semoga saja, ini menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk memajukan bangsa melalui sufinomics, yakni sufi yang juga konsen dalam perkembangan ekonomi ummat.