Buya Arrazy Hasyim Ziarah dan Tausiah Memperingati Haul Ke 7 Buya Syekh Salman Daim

Simalungun, tnaj.or.id – Ribuan jamaah Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah (TNAJ) dari berbagai daerah memadati kawasan Pondok Pesantren Yayasan DR. Syekh Salman Daim, Bandar Tinggi, Kabupaten Simalungun, Rabu (15/10/2025). Kehadiran mereka untuk mengikuti puncak Sidang Munaqasyah Syekh Muda dan Syarifah ke-35 yang dirangkai dengan Haul ke-7 Allahyarham Buya DR. Syekh Salman Daim Alkholidi.
Acara ini turut dihadiri Buya Dr. H. Arrazy Hasyim, Lc., S.Fil.I., M.A.Hum., ulama terkemuka yang dikenal luas sebagai dai dan cendekiawan muda Ahlussunnah wal Jamaah. Dia hadir memenuhi undangan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah, Buya DR. Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi, S.Ag., M.Hum., dan para zuriat Buya Salman Daim.
Turut hadir dalam acara tersebut Umi Sepuh, serta para zuriat Tuan Guru TNAJ, antara lain Tuan Guru SM Anwar Sazali Alkholidi, M.Pd, Tuan Guru Rahmad Hidayat Alkholidi, M.Pd, Tuan Guru SM Zainudin Alkholidi, S.H., M.H, dan Tuan Guru Dr. SM Munawar Kholil Alkholidi, S.Th.I., M.Pd.I.

Umi Sepuh dan para zuriat bersama Buya Arrazy di Makam Allahyarham Buya DR Syekh Salman Daim Alkholidi
Sebelum menyampaikan tausiah, Buya Arrazy Hasyim bersama Buya Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi terlebih dahulu berziarah ke makam Allahyarham Buya Syekh Salman Daim.
Dalam tausiahnya, Buya Arrazy menekankan pentingnya bagi umat Islam untuk berthariqat dan memperbanyak zikrullah sebagai jalan penyucian hati dan pendekatan diri kepada Allah.
“Saya mulai usia 13 tahun sudah mengikuti suluk dan berguru kepada Mursyid,” tutur Buya Arrazy di hadapan para jamaah.

Ribuan jemaah TNAJ memperingati Haul ke 7 Allahuyarham Buya DR Syekh Salman Daim
“Bersuluk itu penting agar kita sungguh-sungguh dalam mengamalkan zikir. Amalkan zikir yang sudah ditalqinkan Buya Syekh Muhammad Nur Ali sampai tertidur,” pesannya kepada para wisudawan Syekh Muda dan Syarifah yang baru saja mengikuti tidur istiqhoroh.
Buya Arrazy mengingatkan bahwa gelar tersebut bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari kesungguhan dalam bersuluk dan belajar kepada Mursyid.

Buya DR Syekh Muhammad Nur Ali Alkholidi saat mewisuda para Syekh Muda dan Syarifah angkatan XXXV
“Rasulullah sudah bertemu dengan Allah, namun tetap bersuluk,” ujarnya, menegaskan pentingnya bimbingan seorang guru yang Mursyid.
Buya Arrazy juga menceritakan bahwa dirinya berguru kepada seorang Mursyid dan menerima talqin zikir Thariqat Naqsyabandiyah, serta banyak mengambil pelajaran dari kitab Sinar Keemasan karya Buya Prof. Syekh H. Jalaluddin, Silsilah ke-35 dalam Thariqat Naqsyabandiyah Alkholidiyah Jalaliyah.

Di penghujung tausiah, Buya Arrazy mengajak umat Islam agar senantiasa berpegang teguh pada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, memperbanyak amalan zikrullah, dan berguru kepada guru yang Mursyid sebagai wasilah menuju kedekatan dengan Allah.
“Berguru kepada Mursyid adalah perintah Allah. Seperti firman-Nya dalam Al-Qur’an: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekat kepada-Nya.’ (QS. Al-Māidah [5]: 35),” terang Buya Arrazy.
Dia menambahkan, iman dan takwa saja belum cukup tanpa adanya wasilah atau bimbingan dari seorang guru rohani yang benar-benar mursyid.
“Wasilah itu penting agar perjalanan ruhani kita sampai kepada Allah,” pungkasnya.
Peringatan haul ini juga diisi dengan doa bersama dan zikir akbar yang dipimpin oleh Syekh Muda Ruslan Syu’aib, M.Pd. Suasana khusyuk dan haru menyelimuti seluruh jamaah yang hadir dalam acara penuh keberkahan tersebut. (Kh Nur Shodiq)
Alhamdulillah tabarokallahu
Alhamdulillah